Harga Minyak Capai Level Tertinggi dalam Lima Bulan. Ini Penyebabnya!

Harga Minyak Capai Level Tertinggi dalam Lima Bulan. Ini Penyebabnya!

NEW YORK- Investor merespons positif atas rencana produsen-produsen AS yang menutup sebagian besar produksi lepas pantai di Teluk Meksiko jelang Badai Laura. Hal ini mendorong kenaikan harga minyak menuju level tertinggi selang lima bulan terakhir.

Pada penutupan perdagangan Selasa atau Rabu (26/8) pagi WIB, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober 2020 menguat US$73 sen atau 1,6, menjadi menetap di US$45,86 per barel, mengutip Reuters. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2020 naik US$73 sen atau 1,7%, menjadi menetap di US$43,35 per barel.

Itu adalah penutupan tertinggi untuk kedua acuan minyak sejak 5 Maret 2020, sehari sebelum Arab Saudi dan Rusia gagal menyetujui rencana baru untuk memangkas produksi dan sekitar seminggu sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi.

Produsen-produsen AS memangkas produksi minyak mentah menjelang Badai Laura pada tingkat yang mendekati tingkat Badai Katrina pada 2005 dan juga menghentikan sebagian besar penyulingan minyak di sepanjang pantai Texas/Louisiana.

Menurut perkiraan Pusat Badai Nasional AS, Badai Laura diperkirakan menguat menjadi topan besar dengan kecepatan angin 115 mil per jam (185 kilometer per jam) sebelum menghantam pantai dekat perbatasan Texas-Louisiana pada Kamis pagi (27/8).

Pada Selasa (25/8), produsen-produsen AS mengevakuasi 310 fasilitas lepas pantai dan menutup 1,56 juta barel per hari (bph) produksi minyak mentah, 84% dari produksi lepas pantai Teluk Meksiko, mendekati pemadaman 90% yang disebabkan Badai Katrina 15 tahun lalu.

“Kekuatan hari ini sekali lagi hampir seluruhnya disebabkan oleh kekhawatiran badai,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, mencatat bahwa faktor badai kemungkinan akan membayangi laporan persediaan mingguan dari Badan Informasi Energi AS (EIA).

Para analis memperkirakan stok minyak mentah AS turun untuk minggu kelima berturut-turut pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters yang dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute (API) pada pukul 16.30 waktu setempat (20.30 GMT) pada Selasa (24/8) dan pemerintah pada Rabu.

“Secara keseluruhan, badai mungkin membatasi pasokan minggu ini … tetapi pasar akan segera kembali fokus pada badai terbesar dari semuanya, COVID-19,” kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy.

Eropa melihat peningkatan kasus-kasus virus corona, termasuk infeksi ulang. Dua infeksi ulang dilaporkan di Eropa dan satu di Hong Kong. (RA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *