CHICAGO- Harga emas berjangka naik untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis (10/9) pagi WIB karena dolar AS melemah dan kekhawatiran atas penundaan pengembangan vaksin Virus Corona. Hal ini mendorong investor memburu aset-aset aman seperti logam mulia.
Mengutip Reuters, kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terangkat US$11,7 atau 0,6% menjadi ditutup pada US$1.954,9 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (8/9), harga emas berjangka naik US$8,9 atau 0,46% menjadi US$1.943,2.
Harga emas berjangka stabil pada US$1.933,60 pada Senin (7/9) karena pasar AS tutup untuk Hari Buruh, setelah turun US$3,5 atau 0,18% menjadi US$1.934,30 pada Jumat (4/9), dan merosot US$6,9 atau 0,35% menjadi US$1.937,80 pada Kamis (3/9).
“Kami melihat beberapa celah pada dolar setelah Bank Sentral Eropa (ECB) melukiskan sedikit gambaran yang cerah dan emas bergerak lebih tinggi,” kata Ahli Strategi Pasar RJO Futures Bob Haberkorn.
Dolar melemah 0,2% setelah Bloomberg melaporkan proyeksi pertumbuhan dan inflasi ECB yang akan dipublikasikan pada Kamis waktu setempat hanya akan menunjukkan sedikit perubahan dibandingkan dengan perkiraan bank pada Juni.
Anggota dewan ECB Isabel Schnabel mengatakan sebelumnya bahwa perkembangan ekonomi sejak Juni secara luas sejalan dengan ekspektasi bank sentral sehingga baseline bank masih dipertahankan.
Sementara itu uji coba global vaksin COVID-19 eksperimental AstraZeneca dihentikan sementara karena munculnya penyakit yang tidak dapat dijelaskan pada relawan peserta penelitian.
Ole Hansen, anais Saxo Bank, menyatakan berita penundaan mungkin secara tidak langsung mendukung emas, karena bisa menyebabkan perlambatan ekonomi yang berkepanjangan dan ekspektasi lebih lanjut dari stimulus fiskal.
Pandemi telah memaksa bank-bank sentral utama untuk memberikan stimulus besar-besaran, membantu harga emas melonjak sekitar 28% sepanjang tahun ini karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap potensi penurunan nilai mata uang dan inflasi.
“Tapi reli emas ini tampaknya rapuh,” kata Haberkorn. “Dari sudut pandang teknis, kami membutuhkan emas untuk ditutup di atas US$1.950 agar bullish mengambil kendali.” (RA)