JAKARTA – Bahan bakar minyak (BBM) jenis premium atau yang memiliki RON dibawah 90 tidak akan dijual atau dihapus peredarannya untuk wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali). Rencana tersebut akan direalisasikan pada tahun depan.
“Syukur Alhamdulillah pada Senin malam yang lalu saya bertemu dengan Direktur Pertamina, beliau menyampaikan per 1 Januari 2021, premium di Jamali khususnya itu akan dihilangkan. Kemudian menyusul kota-kota lainnya di Indonesia,” kata MR Karliansyah, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemarn dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam diskusi virtual, Jumat (13/11).
Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah atas kebijakan tersebut adalah tentang lingkungan. Emisi yang timbul akibat penggunaan BBM dengan RON rendah sangat mencemari lingkungan.
Menurut dia, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dalam pasal 28H ayat 1.
“Kita memiliki peluang panjang menghapuskan timbal dari bensin. Baru 10 tahun kemudian
kita berharap implementasi euro 4 tidak terlalu lama,” ujar Karliansyah.
Emisi yang dihasilkan RON 88 menurut dia sangat berkaibat pada pencemaran udara yang langsung berdampak pada kesehatan masyarakat. Data yang dia miliki biaya kesehatan penduduk Jakarta pada 2010 bisa mencapai Rp38,5 triliun yang diperuntukan untuk berbagai penyakit yang berhubungan dengan pernapasan dan udara seperti asma, ISPA, pneumonia dan penyempitan saluran pernafasan/paru kronis.
“Di Jakarta 57,8% menderita penyakit kerugian mencapai Rp38,5 triliun bersasarkan perhitungan biaya penyakit. atas dari itu pengendalian kami lakukan dari sumbernya dan mengganti dengan sumber bahan bakar yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
Karliansyah mengatakan, pengurangan emisi dapat dikurangi dengan membatasi jumlah kendaraan bermotor serta sumber bahan bahan bakar yang lebih baik serta merawat kendaraan secara berkala.
Data penjualan bensin masih menunjukkan penjualan BBM premium dan pertalite yang mempunyai angka masih mendominasi penggunaan BBM di masyarakat. Ke depan dia berharap para produsen BBM bisa memenuhi ketentuan standar emisi yang sudah ditetapkan. Selain itu masyarakat juga harus sadar untuk gunakan BBM yang ramah terhadap lingkungan.
“Pemasok bahan bakar dapat memenuhi. sebaliknya konsumen didorong memilih BBM ramah lingkuingan meskipun lebih mahal dari bahan bakar yang kotor. tadi menunjukkan bearapa biaya kesehatan apabila memilih berbiaya murah,” kata Karliansyah. (RI)